PERADABAN AWAL
MASYARAKAT DI DUNIA YANG BERPENGARUH TERHADAP PERADABAN INDONESIA
BAB II
A. Proses Migrasi Ras
Proto Melayu dan Deutro Melayu ke Kawasan Asia Teggara dan Indonesia
Menurut pendapat para ahli, pada
periode 40.000 tahun yang lalu jenis manusia purba Meganthropus,
Pithecanthropus dan jenis Homo telah mengalami kepunahan. Penghuni kepulauan
Indonesia kemudian bergeser ke manusia-manusia migran yang datang dari
berbagai wilayah di Asia dan Australia. Proses migrasi awal menunjukkan bahwa
populasi-populasi kepulauan Indonesia berasal dari bangsa Australo-Melanesia
(Australoid) dan Mongoloid (atau lebih khusus lagi adalah Mongoloid Selatan).
Setelah itu datang lagi gelombang migrasi kedua yaitu bangsa Austronesia
(Melayu/Proto Melayu/Melayu Tua) yang berasal dari Yunan (wilayah di propinsi
Cina bagian Selatan). Migrasi mereka sendiri ke kepulauan Indonesia
berlangsung dalam dua gelombang.
Periode gelombang pertama terjadi pada sekitar tahun 1500 SM, melalui dua jalur utama. Jalur pertama dari Yunan melewati Siam, Malaya dan Sumatera (jalur Barat dan Selatan). Jalur kedua dari Yunan, Vietnam, Filipina kemudian masuk ke Indonesia melalui wilayah Sulawesi (jalur Timur dan Utara). Dalam proses persebarannya mereka membawa kebudayaan neolitikum dari pusatnya di Basson-Hoabinh, yang diantaranya adalah kapak persegi dan kapak lonjong. Suku bangsa Indonesia sekarang yang termasuk keturunan bangsa Melayu Tua atau Proto Melayu misalnya suku Toraja dan Dayak. Migrasi periode kedua dari bangsa Malayu (Deutro Melayu/Melayu Muda) terjadi pada sekitar tahun 500 SM. Proses persebarannya melalui jalur daratan Asia kemudian Semenanjung Malaya dan masuk ke Indonesia melalui Sumatera. Kedatangan bangsa ini sambil membawa pengaruh budaya logam dari Dongson, seperti nekara, moko, dan kapak perunggu. Suku bangsa Indonesia sekarang yang termasuk keturunan bangsa Melayu Muda atau Deutero Melayu misalnya suku Jawa, Melayu, dan Bugis. B. Pengaruh Budaya Hoa-Bihn / Bacson, dan Dongson Terhadap Perkembangan Budaya Masyarakat Awal Kepulauan Indonesia
1. Pengaruh Budaya Hoa-Bihn
Terhadap Perkembangan Budaya Masyarakat Awal Kepulauan Indonesia
Budaya Hoabihn merupakan diantara budaya besar yang memiliki situs-situs temuan di seluruh daratan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Budaya Hoabihn ini berkembang di Asia Tenggara dalam kurun waktu antara 18.000 hingga 3.000-an tahun yang lalu. Istilah “Hoabihn” sendiri mulai dipakai sejak tahun 1920-an untuk menyebut pada suatu industri alat batu yang berasal dari jenis batu kerakal dengan ciri khas berupa pangkasan pada satu atau dua sisi permukaannya. Manusia pemilik budaya Hoabihn diperkirakan hidup pada kala Holosen. Pendahulu Hoabinhian awalnya berada di Vietnam bagian Utara, Thailand bagian Selatan dan Malaysia. Pengaruh utama budaya Hoabihn terhadap perkembangan budaya masyarakat awal kepulauan Indonesia adalah berkaitan dengan tradisi pembuatan alat terbuat dari batu. Beberapa ciri pokok budaya Hoabihn ini antara lain: • Pembuatan alat kelengkapan hidup manusia yang terbuat dari batu • Batu yang dipakai untuk alat umumnya berasal dari batu kerakal sungai. • Alat batu ini telah dikerjakan dengan teknik penyerpihan menyeluruh pada satu atau dua sisi batu. • Hasil penyerpihan menunjukkan adanya keragaman bentuk. Ada yang berbentuk lonjong, segi empat, segi tiga dan beberapa diantaranya ada yang berbentuk berpinggang. Pengaruh budaya Hoabihn di Kepulauan Indonesia sebagian besar terdapat di daerah Sumatra. Hal ini lebih dikarenakan letaknya yang lebih dekat dengan tempat asal budaya ini. Situs-situs Hoabihn di Sumatra secara khusus banyak ditemukan di daerah pedalaman pantai Timur Laut Sumatra, tepatnya sekitar 130 km antara Lhokseumawe dan Medan. Sebagian besar alat batu yang ditemukan adalah alat batu kerakal yang diserpih pada satu sisi dengan bentuk lonjong atau bulat telur. Dibandingkan dengan budaya Hoabihn yang sesungguhnya, pembuatan alat batu yang ditemukan di Sumatra ini dibuat dengan teknologi lebih sederhana. Kebanyakan alat-alat batu tersebut ditemukan diantara atau terdapat dalam bukit sampah kerang. Ditinjau dari segi perekonomiannya, pendukung budaya Hoabihn lebih menekankan pada aktivitas perburuan dan mengumpulkan makanan di daerah sekitar pantai dan daerah pedalaman. 2. Pengaruh Budaya Dongson Terhadap Perkembangan Budaya Masyarakat Awal Kepulauan Indonesia Pengaruh kuat budaya Dongson terhadap perkembangan budaya masyarakat awal kepulauan Indonesia adalah dalam hal pembuatan barang dari logam, terutama adalah perunggu. Tradisi pembuatan barang budaya dari perunggu di Vietnam (bagian Utara) sendiri dimulai pada sekitar pertengahan milenium kedua sebelum masehi. Tradisi perunggu itu sendiri menurut para arkeolog Vietnam berasal dari budaya masyarakat Dong Dau dan Go Mun. Bersama dengan wilayah Muangthai (bagian tengah dan Timur Laut) kawasan ini memiliki bukti paling awal tentang tradisi pembuatan perunggu di Asia Tenggara. Jenis-jenis barang perunggu yang mereka hasilkan antara lain kapak corong (corong merupakan pangkal yang berongga untuk memasukkan tangkai atau pegangannya), ujung tombak, sabit, mata panah, dan benda-benda kecil lainnya seperti pisau, kail dan aneka bentuk gelang. Pada tahun sekitar 300 SM, mulai muncul tradisi pembuatan nekara perunggu, penguburan orang yang memiliki status sosial tinggi, dan kehadiran benda-benda besi untuk yang pertama kalinya. Tradisi-tradisi Dongson inilah yang berpengaruh besar terhadap perkembangan kebudayaan masyarakat awal kelupauan Indonesia secara umum. Banyak sekali daerah-daerah di kepulauan Indonesia darinya ditemukan benda-benada budaya yang memiliki kesamaan corak dengan benda-benda atau barang tradisi Dongson. Contohnya adalah nekara Heger tipe I. Paling tidak ada sekitar 56 nekara atau bagian-bagian dari nekara yang tersebar di pulau Jawa, Sumatra dan Maluku Selatan. Diantara contoh nekara yang penting dari Indonesia adalah nekara “Makalamau” dari pulau Sangeang, dekat Sumbawa. Nekara “Makalamau” memiliki hiasan berupa gambar orang yang berpakaian seragam menyerupai pakaian jaman dinasti Han di Cina atau Kushan (India Utara) atau Satavahana (India Tengah). Nekara dari Kepulauan Kai berhiaskan gambar kijang dan adegan perburuan macan. Nekara dari pulau Selayar bergambar gajah dan burung merak. Nekara dari Bali mempunyai gambaran bentuk yang berbeda. Nekara dari Bali memiliki empat patung katak pada bagian bidang pukulnya, dengan pola-pola hiasan yang tidak terpadu berupa gambar prajurit dan motif perahu. Semua itu menunjukkan kesamaan dengan nekara-nekara yang ditemukan di Vietnam, di wilayah, dimana budaya Dongson berkembang. Tentang cara pembuatan jenis nekara itu, sejarawan Bernet Kempers memberi gambaran tentang penggunaan teknik cetaknya. Awalnya lembaran lilin ditempelkan pada inti tanah liat (menerupai bentuk nekara dan berfungsi sebagai cetakan bagian dalam), lalu dihias dengan cap-cap dari tanah liat atau batu yang berhias perahu, orang dan lainna. Kemudian lembaran lilin berhias tadi ditutup dengan tanah liat yang berfungsi sebagai cetakan bagian luar setelah terlebih dulu diberi paku-paku yang berfungsi untuk menyatukan cetakan luar dan dalam. Setelah itu dibakar sehingga lilinya meleleh keluar. Rongga yang ditinggalkan oleh lilin kemudian diisi dengan cairan logam. Bernet Kempers menyebutnya sebagai teknik cetak cire perdue (lilin hilang). Disamping dibawa sendiri oleh orang-orang Dongson, banyak barang-barang logam dari tradisi Dongson itu yang dikirim ke Indonesia sebagai barang hadiah yang diberikan pada penguasa setempat sebagai lambang martabat raja dan kekuasaannya oleh para penguasa politik dan agama di Vietnam. Akibat terjadinya pengenalan benda dan teknologi perunggu dari Dongson (Vietnam) ke wilayah kepulauan Indonesia menyebabkan di beberapa daerah kemudian muncul pusat-pusat pembuatan logam. C. Budaya Logam di Indonesia
1. Situs-situs Peninggalan Budaya
Perunggu di Indonesia
Situs-situs peninggalan budaya perunggu di Indonesia, tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia. Di Sumatra bagian Selatan (daerah Bangkinang dan Kerinci) ditemukan benda-benda perunggu berupa aneka patung dalam ukuran kecil, cincin dan gelang-gelang. Gelang-gelang tersebut kebanyakan ditemukan dalam kubur peti batu atau sarkofagus sebagai bekal kubur. Selain di Sumatra situs-situs ditemukannya peninggalan budaya perunggu di Indonesia antara lain terdapat di: • Jawa Timur (daerah Lumajang) berupa nekara tipe Heger I, pisau belati atau pisau pendek dengan mata pisau dari besi dan pegangan dari perunggu. • Jawa Tengah (daerah Gunung Kidul, dekat Wonosari) berupa kapak, pahatan, pisau bertangkai, cincin perunggu, dan manik-manik. Sama seperti penemuan di Sumatra, semua temuan benda perunggu di Jawa ditemukan di dlam kubur peti batu atau sarkofagus dan berfungsi sebagai bekal kubur bagi yang meninggal. • Jawa Barat, berupa kapak corong, cincin, mata tombak, kapak-kapak yang berkaitan dengan benda upacara (candrasa) • Sulawesi Selatan (Makasar) berupa bejana perunggu berbentuk pipih. • Bali (daerah Pacung dekat Sembiran) berupa nekara Pejeng • NTT berupa nekara bertipe Heger I Di Indonesia, diantara benda-benda perunggu yang paling menarik perhatian adalah nekara. Nekara adalah benda yang terbuat dari perunggu dengan bentuk seperti gendang (alat musik tabuh tradisional Jawa). Terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian atas yang yang terdiri dari bidang pukul datar, bagian tengah yang berbentuk silinder dan bagian bawah atau bagian kaki yang melebar. Sebuah nekara biasanya dihiasi dengan berbagai ornamentasi dengan pola seperti geometrik, gambar-gambar manusia dan binatang dan berbagai ornamentasi lainnya. Dan diantara jenis nekara yang ditemukan, tipe Heger dan Pejeng adalah yang paling terkenal. Terdapat juga jenis nekara yang ukurannya lebih kecil, yang disebut dengan Moko atau Mako. 2. Teknik Pembuatan Berbagai Benda Peninggalan Perunggu di Indonesia Pada periode tradisi pengecoran logam, besi dan perunggu kemungkinan besar dikenal dalam waktu yang bersamaan. Pada periode ini manusia telah mampu membuat alat-alat penunjang kehidupan mereka dari perunggu. Daerah asal kebudayaan ini adalah di Indo-Cina. Masuk ke Indonesia pada sekitar tahun 500 SM. Di Indonesia, benda-benda hasil peninggalan zaman perunggu diantaranya adalah nekara, jenis kapak, bejana, senjata, arca dan perhiasan. Situs-situs ditemukannya peninggalan perunggu meliputi Jawa, Bali, Selayar, Luang, Roti dan Leti. Ada dua teknik pembuatan barang-barang dari perunggu. Teknik pertama adalah yang dikenal dengan teknik setangkup atau bivalve, dan teknik kedua adalah teknik cetakan lilin (a cire perdue). Pertama, teknik bivalve Teknik cetakan ini menggunakan dua cetakan dengan bentuk sesuai benda yang diinginkan yang dapat ditangkupkan. Cetakan diberi lubang pada bagian atasnya dan dari lubang tersebut kemudian dituangkan cairan logam. Bila sudah dingin, cetakan baru dibuka. Kedua, teknik cetakan lilin Teknik cetakan lilin menggunakan bentuk bendanya yang terlebih dahulu dibuat dari lilin yang berisis tanah liat sebagai intinya. Bentuk lilin dihias menurut keperluan dengan berbagai pola hias. Bentuk lilin yang sudah lengkap kemudian dibungkus dengan tanah liat. Pada bagian atas dan bawah diberi lubang. Dari lubang bagian atas kemudian dituangkan cairan perunggu dan dari lubang di bawah mengalir lelehan lilin. Bila cairan perunggu yang dituang sudah dingin, cetakan dipecah untuk mengambil bendanya yang sudah jadi. Cetakan seperti ini hanya dapat digunakan sekali saja. Disamping tradisi pembuatan alat-alat perunggu manusia pada periode ini sudah mampu melebur bijih-bijih besi dalam bentuk alat-alat yang sesuai dengan keinginan dan kegunaannya. Benda-benda besi yang banyak ditemukan di Indonesia antara lain berupa mata kapak, berbagai jenis pisau dalam berbagai ukuran, mata sabit yang berbentuk melingkar, tajak, mata tombak, gelang-gelang besi dan sebagainya. Disamping perunggu dan besi, emas juga telah dimanfaatkan utamanya untuk membuat perhiasan dan benda-benda persembahan kubur. 3. Situs-situs Peninggalan Budaya Besi di Indonesia Berbeda dengan benda perunggu, penemuan benda besi di Indonesia sangat terbatas jumlahnya. Kebanyakan benda-benda besi ini ditemukan dalam kubur batu atau kubur langsung sebagai benda bekal kubur. Diantara situs-situs ditemukannya benda-benda besi ini antara lain adalah di Wonosari (tepatnya dalam peti kubur batu di daerah Gunung Kidul, Jawa Tengah), Besuki, Tuban, Madiun dan Pacitan (semuanya ada di Jawa Timur). |
sbc.net
Sabtu, 06 September 2014
MATERI SEJARAH PEMINATAN
Selasa, 12 November 2013
DAFTAR NILAI TUGAS TIK T.P. 2013/2014 | |||||||
MATA PELAJARAN | : T I K | ||||||
KELAS | : XI IPA | ||||||
NO | NAMA | T.1 | T.2 | T.3 | T.4 | JML NILAI | RATA-RATA |
1 | ALI ANANTO | 0 | 0 | ||||
2 | ASTA ADI WIDODO | 70 | 70 | 17.5 | |||
3 | DIAN BASTIAN | 80 | 85 | 85 | 85 | 335 | 83.75 |
4 | DIAN ZAINURROFITE | 75 | 80 | 85 | 85 | 325 | 81.25 |
5 | DIKY SINDU P | 70 | 75 | 85 | 230 | 57.5 | |
6 | DODI ARIYANTO | 0 | 0 | ||||
7 | EKA SARI SETIAWATI | 0 | 0 | ||||
8 | GINANJAR SODIK | 80 | 80 | 160 | 40 | ||
9 | ERI PURWANTI | 80 | 80 | 20 | |||
10 | HENDRI KUSWOYO | 80 | 85 | 85 | 250 | 62.5 | |
11 | IKROMAH ANISA A.S. | 80 | 85 | 85 | 85 | 335 | 83.75 |
12 | INDAH INDRIYANTI | 80 | 85 | 165 | 41.25 | ||
13 | KADEK SAPUTRA | 75 | 80 | 155 | 38.75 | ||
14 | KADEK ARIYADI | 80 | 80 | 160 | 40 | ||
15 | KETUT SUWASTAWE | 80 | 80 | 20 | |||
16 | MADE MEKAR SARI | 80 | 85 | 85 | 250 | 62.5 | |
17 | MAYASARI | 80 | 80 | 160 | 40 | ||
18 | MEGAWATI | 85 | 85 | 80 | 85 | 335 | 83.75 |
19 | NI KOMANG MUNIATI | 85 | 85 | 80 | 250 | 62.5 | |
20 | NI WAYAN WIWIN | 80 | 80 | 20 | |||
21 | NI LUH RATIKA DIANA S. | 80 | 85 | 80 | 85 | 330 | 82.5 |
22 | PUSPITA YULAIKA | 85 | 85 | 80 | 85 | 335 | 83.75 |
23 | RATIH SUSILOWATI | 0 | 0 | ||||
24 | SUTARNO | 80 | 85 | 85 | 85 | 335 | 83.75 |
25 | UTAMI KURNIATI | 75 | 85 | 160 | 40 | ||
26 | WAYAN DEWI FEBRIANTI | 75 | 85 | 160 | 40 | ||
27 | YAYUK PRASTIWI | 85 | 85 | 21.25 | |||
28 | WAYAN WIWIN | 80 | 80 | 20 | |||
29 | MADE NELI | 80 | 80 | 20 | |||
30 | NYOMAN ARIYANTO | 85 | 85 | 170 | 42.5 | ||
31 | ANGGI PRASTIKO | 0 | 0 | ||||
DAFTAR NILAI TUGAS TIK T.P. 2013/2014 | |||||||
MATA PELAJARAN | : T I K | ||||||
KELAS | : XI IPS | ||||||
NO | NAMA | T.1 | T.2 | T.3 | T.4 | JML NILAI | RATA-RATA |
1 | NONA MONIKA | 85 | 85 | 28.33333 | |||
2 | NI LUH JESITA | 85 | 85 | 21.25 | |||
3 | ZURAIDA ULFA | 85 | 85 | 21.25 | |||
4 | WAYANTI MONIKATARI | 85 | 85 | 21.25 | |||
5 | MADE EVI | 85 | 85 | 21.25 | |||
6 | NI KETUT DEWI PUSPA | 85 | 85 | 170 | 42.5 | ||
7 | IDA AYU DWI | 85 | 85 | 21.25 | |||
8 | MUTIARA SARI | 80 | 80 | 20 |
DAFTAR NILAI TIK SMP BANGUN CIPTA RUMBIA | ||
TAHUN PELAJARAN 2013/2014 | ||
KELAS | : 9 A | |
NO | NAMA | NILAI |
1 | ADI SAPUTRA | 85 |
2 | ANISA DWI AGUSTIN | 85 |
3 | DENI PRASETIO | |
4 | DERA ASIH OKTAVIANA | |
5 | FEBY AYUNINGSIH | |
6 | FRANSISKA SELLY KRISTIANI | 85 |
7 | GEDE WARDANA | |
8 | I GEDE ARBAWA | 85 |
9 | I WAYAN ARTAWAN | |
10 | KOMANG DESTA ADI SAPUTRA | |
11 | KURNIAWAN | |
12 | MADE PUTRI ANI LESTARI | 85 |
13 | MUSTAR HIDAYAT | |
14 | NANDA | |
15 | NONI RAHAYU NINGRUM | 85 |
16 | PUTU ALDI SETIAWAN | |
17 | PUTU EVA WIDIANI | 85 |
18 | PUTU RIYANTI | 85 |
19 | RIA ANGGRAINI | 85 |
20 | RISMA DESTYAS RAHMADANI | 85 |
21 | SANDI RAHMAN PRATAMA | |
22 | SELFI OKTARIANI | |
23 | SEPTA IFANDI | |
24 | SRI LESTARI | 85 |
25 | SUGIMAN | |
26 | SUTARYO | |
27 | WIDIYANTO | 85 |
28 | WIDIA AGUSTINA | |
29 | YENI AMBARWATI | 85 |
30 | YOGI PRATAMA | |
31 | YUDA RAMADHANI | |
32 | YUDI SETIAWAN | |
KELAS | : 9 B | |
NO | NAMA | NILAI |
1 | AAN ANWAR | |
2 | AHMAD SAHRONI | |
3 | AJI SUWITO | |
4 | ANDIK CEKIAWAN | |
5 | ANTO SAPUTRA | |
6 | BAMBANG TRIATMOJO | |
7 | DESI ANGGRAINI | 85 |
8 | EKA LIDIAWATI | |
9 | FANTIKA SARI | 85 |
10 | FERONIKA DELLA SELVI ANA | 85 |
11 | FRANSISKA YESI SUSILOWATI | 85 |
12 | GEDE CANDRA ARIAWAN | 85 |
13 | I GEDE EDI SAPUTRA | |
14 | ISNA YULIANA | 85 |
15 | IWAN PRASETIO | |
16 | IDA BAGUS DWIPAYANA | |
17 | JOKO SUMARNO | |
18 | KADEK DESI | |
19 | LELA BUDIASIH | |
20 | LENI SUNDARI | 85 |
21 | LISTIAN SENA | 85 |
22 | MARTA HADI PRATAMA | |
23 | MUHAMMAD ROZALI | |
24 | MADE SETIAWAN | |
25 | PUTU RENO WIDIANA | |
26 | RIAN ADI SAPUTRA | |
27 | SAMSUL AFANDI | |
28 | SRI UTAMI | |
29 | SURANTI | 85 |
30 | TUTIK RATMINI | 85 |
31 | WAYAN ANDI SETIAWAN | |
32 | WIDIANTO |
Selasa, 05 November 2013
PERKEMBANGAN MASYARAKAT INDONESIA
DIBAWAH PENJAJAHAN BANGSA BARAT
SAMPAI PEMERINTAHAN JEPANG
Sebagai
Penunjang Materi Sejarah
Semester I
Untuk Kalangan
Sendiri


Disusun Oleh : WIRYONO
SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) BANGUN
CIPTA
RUMBIA KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
A. Kedatangan Bangsa Barat ke Indonesia
Bangsa
Barat (Eropa) melakukan penjelajahan samudra untuk mencari sumber penghasil
rempah-rempah.
Latar
belakang kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia :
1.
Adanya kemajuan di bidang iptek,
2.
Mencari daerah sumber penghasil rempah-
rempah
3.
Adanya keinginan untuk melanjutkan Perang Salib
4.
Adanya semangat 3 G; Gold (kekayaan), glory (kejayaan) dan Gospel (keagamaan)
Pelopor
penjelajahan samudra :
1. PORTUGIS
Tokoh-tokoh penjelajahan samudra
Portugis :
a. Bartholomeus
Diaz, membawa Portugis ke Ujung Selatan
Afrika
b. Vasco
Da Gama membawa Portugis sampai India
c. Alfonso
d’ Abulquerque membawa Portugis sampai Malaka
(Indonesia)
Dalam
penjelajahan samudra bangsa portugis selalu membawa batu padrao.
2.
SPANYOL
a.
Christoper Columbus penemu benua Amerika
b. Amerigo Vespucci yang memasukkan benua
Amerika dalam peta dunia
c.Ferdinand Magelhaens membawa
Spanyol
sampai Massava
d. Juan
Sebastian Delcano membawa Spanyol sampai
Indonesia
3.
Belanda
Cornelis de Houtman membawa Belanda sampai
Indonesia
B.
Perkembangan Kekuasaan Portugis di
Indonesia
Bangsa
Portugis datang ke Indonesia pertama kali pada tahun 1511 mendarat di Malaka,
mengetahui bahwa Malaka bukan penghasil rempah-rempah maka pada tahun 1521 bangsa Portugis melakukan perjalanan ke
Maluku. Di Maluku bangsa Portugis bertemu dengan bangsa Spanyol.
Karena
ingin menguasai Maluku sebagai sumber penghasil rempah-rempah maka terjadi
perselisihan antara bangsa Portugis dan Spanyol dan diselesaikan dengan
penandatangan perjanjan Saragosa
yang isinya ; Portugis menguasai Maluku dan Spanyol menguasai Filipina.
Tokoh-tokoh
Perlawanan terhadap bangsa Portugis :
1. Sultan
Iskandar Muda dari Kerajaan Aceh
2. Sultan
Baabullah dari Maluku
3. Dipati
Unus dari Demak
4. Syarif
Hidayatullah dari Demak
C.
Perkembangan Kekuasaan VOC di Indonesia
1. Pembentukan
VOC
Pemimpin VOC Francois Wittert Berdiri tahun 1602
2. Tujuan
berdirinya VOC
a.
Untuk menghindari persaingan sesama
pedagang
Belanda.
b. Untuk
bersaing dengan bangsa Eropa, maupun
dengan
bangsa-bangsa Asia.
c.
Untuk
mendapatkan hak monopoli perdagangan,
3. Hak
octrooi (istimewa) VOC
Untuk menguasai wilayah nusantara VOC
mendapatkan hak octrooi (Istimewa) dari kerajaan Belanda, yaitu :
a. Hak monopoli perdagangan.
b. Hak untuk
memiliki tentara.
c. Hak untuk
melakukan ekspansi ke Asia, Afrika dan
Australia.
d. Hak
untuk melakukan peperangan, membuat
perdamaian, dan mengadakan perjanjian dengan raja-raja yang dikuasainya.
e.
Hak untuk mencetak uang
4. Pusat
Pemerintahan VOC :
Ambon pada masa pemerintahan Gub.
Jenderal Pieter Both
Jayakarta pada masa pemerintahan Joen
Pieter Zon Coen
5. Kebijakan
VOC di Indonesia
Kebijakan VOC adalah Monopoli
perdagangan di Indonesia
Akibat kebijakan ini adalah munculnya
perlawanan dari raja-raja di Nusantara, tapi perlawanan berhasil dipadamkan
karena masih bersifat kedaerahan
6. Keruntuhan/kebangkrutan VOC
Penyebab Kebangkrutan VOC
a. Banyaknya pegawai VOC yang melakukan
korupsi.
b. Biaya pengawasan daerah jajahan di
Indonesia yang
tinggi
c. VOC semakin lemah dalam keuangan
karena banyak
dikeluarkan untuk biaya perang
Dengan kebangkrutan maka Pemerintah
Kolonial Belanda mengambil kekuasaan VOC di Indonesia dengan menanggung semua
beban hutang VOC
D.
Perkembangan Kekuasaan Belanda di
Indonesia
Setelah
Indonesia diambil alih pemerintah Belanda maka muncul kebijakan-kebijakannya di
Indonesia ;
1. Kerja
Rodi/kerja paksa
Untuk mengatur pemerintahan di Indonesia
pemerintah Belanda mengangkat Herman Wiliam Daendels menjadi gubernur Jenderal
di Indonesia.
3 Tugas Daendels di Indonesia :
a. Mempertahan
kan pulau Jawa dari serangan Inggris
- membangun benteng-bentang pertahanan
- membangun jalan raya Anyer-Panarukan
sepanjang 1000 km dari ujung barat pulau Jawa sampai ujung timur pulau Jawa.
- menambah jumlah prajurit
b. Mengatur
perekonomian di Indonesia
c. Mengatur
pemerintahan di Indonesia dengan membagi wilayah pulau Jawa menjadi 9
Karesidenan.
Dalam
menjalankan kebijakannya Daendels memberlakukan kerja rodi.
2. Tanam
Paksa (Culuture Stelsel)
Latar belakang kekososngan kas Belanda
Ciri utama
sistem tanam paksa ini adalah keharusan bagi rakyat untuk membayar pajak dalam bentuk hasil pertanian
(innatura), khususnya kopi, tebu, dan nila.
Dilaksanakan oleh Van the Bosch
Tujuan mengisi kekosongan kas Belanda
3. Undang-Undang
Agraria dan Undang-Undang Gula
Undang-Undang agraria/Agrarishe wet
berbunyi bahwa semua tanah adalah milik Negara.
Tujuan dikeluarkan undang-undang
tersebut adalah untuk memberikan perlindungan terhadap para petani Indonesia
agar tidak kehilangan hak milik mereka
atas tanah. Namun, di pihak lain, Undang-Undang Agraria ini justru semakin memberi
kesempatan yang besar bagi pihak swasta asing menanamkan modalnya di Indonesia.
Undang-Undang Gula/ Suicker wet
peraturan tentang pengolahan tebu
4. Trias
Van Deventer
Politik etis, artinya politik yang
diperjuangkan untuk mengadakan
desentralisasi, kesejahteraan rakyat serta efisiensi (di daerah
jajahan).
Politik Etis merupakan sikap balas budi
Pemerintah Hindia-Belanda terhadap rakyat Indonesia.
Politik etis mulai dilakukan pada 1901
yang
berisi tiga tindakan, yaitu
a. edukasi (pendidikan),
b. irigasi (pengairan), dan
c. transmigrasi (perpindahan penduduk).
Pelaksanaan politik etis dalam bidang
pendidikan telah melahirkan secercah harapan baru dengan lahirnya golongan
terpelajar di masyarakat Indonesia
E.
Kebangkitan Nasional
politik
etis telah membawa kesadaran bangsa akan persatuan dan kesatuan(kebangkitan
Nasional).
Kebangkitan
nasioanl diawali dengan munculnya pergerakan-pergerakan Nasional.
2 Faktor penyebab munculnya pergerakan
Nasional :
1.
Faktor dalam negeri
a) kemiskinan dan penderitaan bangsa Indonesia yang
terjadi setiap saat yang
diakhiri dengan kematian;
b) munculnya kaum cerdik pandai; dan
c) kejayaan
pada masa lampau, pada masa kerajaan-
kerajaan.
2)
Faktor dari luar negeri
a) kemenangan Jepang atas Rusia pada 1905 telah membuka mata bahwa orang Asia dan Afrika bukanlah bangsa yang hina
b) terpengaruh oleh gerakan kemerdekaan
(nasionalisme) di negara-negara lain, seperti India, Filipina, Cina, dan
Turki
F.
Organisasi Pergerakan Nasional
3
Masa Munculnya organisasi pergerakan
Nasional
I. Awal
Pergerakan Nasional(Periode 1908-1920)
Ciri-ciri organisasi tersebut adalah organisasi
bersifat
sosial / kemasyarakatan
Organisasi yang muncul
:
a) Boedi Utomo
Pendiri :
Dr. Wahidin Sudiro Husodo dan Sutomo
Waktu berdiri : 20
Mei 1908
Tempat Berdiri : Jakarta
Tujuan : Mengangkat harkat dan martabat
bangsa
Indonesia dengan jalan pendidikan
b) Sarekat Dagang Islam/ SI
Pendiri : H. Samanhudi
Waktu berdiri : 1911
Tempat berdiri : Surakarta
Tujuan : Melindungi pedagang pribumi dari
monopoli pedagang cina
SDI Berubah nama menjadi
SI, SI terpecah menjadi SI
Merah yang diketuai Semaun dan Darsono
dan SI
Putih di ketuai HOS Cokroaminoto
c) Indische Party
Pendiri : 3 serangkai ( Ki
Hajar Dewantara, Douwes
Dekker dan Dr. Cip[to Mangun Kusumo)
Tempat berdiri : Bandung
Waktu Bertdiri : 25 Desember 1912
Tujuan : Melepaskan diri dari penjajahan Belanda
II.
Masa Radikal (Periode 1920 - 1930)
Ciri-ciri organisasi
tersebut adalah:
a)
bersikap keras terhadap pemerintah
kolonial
b) berasaskan
nonkooperatif (tidak mau bekerja
sama dengan pemerintah kolonial)
Organisasi yang muncul :
a) PNI
Pendiri :
Ir. Soekarno
Waktu berdiri : 4
Juli 1927
Tempat Berdiri : Bandung
Tujuan :
Mencapai Indonesia Merdeka
PNI
terpecah jadi 2 PNI Baru dan Partindo
b) PKI
Pendiri :
Sneevliet
Waktu berdiri :
9 Mei 1914 dengan nama awal ISDV
Tempat :
Semarang
Tujuan :
Mendirikan negara Soviet Indonesia
c) PI
Pendiri :
Sultan Kesayangan dan R. Noto
Susanto
Tempat berdiri :
Deen Haq ( Belanda)
Waktu berdiri : 1908
Tujuan :
Mengusahakan pemerintahan sendirin
untuk Indonesia
III.
Masa
kooperasi/moderat (1930-1935)
a)Parindra
Merupakan Fusi/gabungan Budi Utomo dan
Persatuan bangsa Indonesia
Pendiri : Dr. Sutomo dan Wuryaningrat
Tempat Berdiri : Surakarta
Waktu Berdiri : 25 Desember 1935
Tujuan : Mencapai Indonesia Mulia dan
sempurna dengan dasar nasionalisme
Indonesia
b)
GAPI
Pada
tanggal 21 Mei 1939 di Jakarta dibentuklah suatu organisasi kerja sama
antarpartai politik dan organisasi yang diberi nama Gabungan
Politik
Indonesia (GAPI). Beberapa peristiwa yang mendorong dan
mempercepat
terbentuknya GAPI adalah:
1)
Kegagalan petisi Sutarjo.
2) Kegentingan internasional akibat timbulnya fasisme.
3)
Sikap pemerintah yang kurang memperhatikan kepentingan-kepentingan bangsa
Indonesia.
Partisipasi dan
organisasi-organisasi yang tergabung dalam GAPI
adalah PSII, Gerindo, PII, Pasundan, Persatuan Minahasa, dan Partai
Katholik.
Adapun
yang duduk dalam sekretariat GAPI yang pertama kali yaitu Abikusno
Tjokrosuyoso
dari PSII (Penulis Umum), Muhammad Husni Thamrin dari Parindra(Bendahara), dan
Mr. Amir Syarifuddin dari Gerindo (Pembantu Penulis)
G.
MASA
PENDUDUKAN JEPANG
Jepang
mendarat di Indonesia pertama kali di Tarakan, Kalimantan Timur pada tanggal 11
Januari 1942. Secara sah jepang berkuasa di Indonesia pada tanggal 8 maret 1942
berdasarkan Perjanjian Kalijati. Belanda di wakili Gubjen Ter Poorter sedangkan
Jepang diwakili Letjen Imammura
Kebijakan
Jepang di Indonesia :
1.
Menghapus
pengaruh-pengaru barat
2.
Memobilisasi
rakyat untuk perang Dai toa (perang suci)
Kebijakan
memobilisasi rakyat
a.
Pengerahan
tenaga kerja romusha
b.
Eksploitasi
pemuda
c.
Eksploitasi
sumber daya alam
3.
Menjaga
keamanan daerah jajahan dengan membentuk Gyugun (PETA)
Organisasi
bentukan Jepang
1.
Gerakan
3 A (Cahaya Asia, Pemimpin Asia dan Pelindung Asia) Ketua Mr. Samsudin
2.
Pusat
Tenaga Rakyat (PUTERA), pemimpin 4 serangkai (Ir. Soekarno, Drs. M. Hatta, Ki
Hajar Dewantara dan KH Mas Mansyur)
3.
Jawa
Hokokai (Kebaktian Rakyat Jawa)
4.
MIAI
(Majelis Islam A’la Indonesia) Ketua KH. Mas Mansyur.
5.
Organisasi
Militer seperti, Seinendan (Korps Pemuda), Keibodan (Korps kewaspadaan), Heiho
(Pasukan Pembantu) dan Gyugun (PETA)
H.
PERLAWANAN
TERHADAP JEPANG
1.
Perlawanan
rakyat Aceh di bawah pimpinan Tengku Abdul Jalil.
2.
Perlawanan
Singaparna (Tasikmalaya) dibawah pimpinan Kiayi Zaenal Mustofa.
3.
Pemberontakan
PETA Blitar dibawah pimpinan Codanco Supriyadi.
I.
PEMBENTUKAN
BPUPKI
Untuk
menarik simpati bangsa Indonesia, Perdana Menteri Tojo memberikan janji
kemerdekaan kepada Indonesia dengan dikeluarkannnya maklumat no. 6 tentang
pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Kemerdekaan Indonesia/BPUPKI (Dokuritsu
Junbi Cosakai)di bawah pimpinan KRT Radjiman Wedyodiningrat. BPUPKI dibubarkan
diganti dengan PPKI /Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Dokuritsu Junbi
Inkai) yang berjumlah 9 orang di ketuai oleh Ir. Soekarno.
Langganan:
Postingan (Atom)