Sabtu, 06 September 2014

MATERI SEJARAH PEMINATAN



PERADABAN AWAL MASYARAKAT DI DUNIA YANG BERPENGARUH TERHADAP PERADABAN INDONESIA
BAB II
A. Proses Migrasi Ras Proto Melayu dan Deutro Melayu ke Kawasan Asia Teggara dan Indonesia
Menurut pendapat para ahli, pada periode 40.000 tahun yang lalu jenis manusia purba Meganthropus, Pithecanthropus dan jenis Homo telah mengalami kepunahan. Penghuni kepulauan Indonesia kemudian bergeser ke manusia-manusia migran yang datang dari berbagai wilayah di Asia dan Australia. Proses migrasi awal menunjukkan bahwa populasi-populasi kepulauan Indonesia berasal dari bangsa Australo-Melanesia (Australoid) dan Mongoloid (atau lebih khusus lagi adalah Mongoloid Selatan). Setelah itu datang lagi gelombang migrasi kedua yaitu bangsa Austronesia (Melayu/Proto Melayu/Melayu Tua) yang berasal dari Yunan (wilayah di propinsi Cina bagian Selatan). Migrasi mereka sendiri ke kepulauan Indonesia berlangsung dalam dua gelombang.
Periode gelombang pertama terjadi pada sekitar tahun 1500 SM, melalui dua jalur utama. Jalur pertama dari Yunan melewati Siam, Malaya dan Sumatera (jalur Barat dan Selatan). Jalur kedua dari Yunan, Vietnam, Filipina kemudian masuk ke Indonesia melalui wilayah Sulawesi (jalur Timur dan Utara). Dalam proses persebarannya mereka membawa kebudayaan neolitikum dari pusatnya di Basson-Hoabinh, yang diantaranya adalah kapak persegi dan kapak lonjong. Suku bangsa Indonesia sekarang yang termasuk keturunan bangsa Melayu Tua atau Proto Melayu misalnya suku Toraja dan Dayak.
Migrasi periode kedua dari bangsa Malayu (Deutro Melayu/Melayu Muda) terjadi pada sekitar tahun 500 SM. Proses persebarannya melalui jalur daratan Asia kemudian Semenanjung Malaya dan masuk ke Indonesia melalui Sumatera. Kedatangan bangsa ini sambil membawa pengaruh budaya logam dari Dongson, seperti nekara, moko, dan kapak perunggu. Suku bangsa Indonesia sekarang yang termasuk keturunan bangsa Melayu Muda atau Deutero Melayu misalnya suku Jawa, Melayu, dan Bugis.

B. Pengaruh Budaya Hoa-Bihn / Bacson, dan Dongson Terhadap Perkembangan Budaya Masyarakat Awal Kepulauan Indonesia
1. Pengaruh Budaya Hoa-Bihn Terhadap Perkembangan Budaya Masyarakat Awal Kepulauan Indonesia
Budaya Hoabihn merupakan diantara budaya besar yang memiliki situs-situs temuan di seluruh daratan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Budaya Hoabihn ini berkembang di Asia Tenggara dalam kurun waktu antara 18.000 hingga 3.000-an tahun yang lalu. Istilah “Hoabihn” sendiri mulai dipakai sejak tahun 1920-an untuk menyebut pada suatu industri alat batu yang berasal dari jenis batu kerakal dengan ciri khas berupa pangkasan pada satu atau dua sisi permukaannya.
Manusia pemilik budaya Hoabihn diperkirakan hidup pada kala Holosen. Pendahulu Hoabinhian awalnya berada di Vietnam bagian Utara, Thailand bagian Selatan dan Malaysia. Pengaruh utama budaya Hoabihn terhadap perkembangan budaya masyarakat awal kepulauan Indonesia adalah berkaitan dengan tradisi pembuatan alat terbuat dari batu. Beberapa ciri pokok budaya Hoabihn ini antara lain:
• Pembuatan alat kelengkapan hidup manusia yang terbuat dari batu
• Batu yang dipakai untuk alat umumnya berasal dari batu kerakal sungai.
• Alat batu ini telah dikerjakan dengan teknik penyerpihan menyeluruh pada satu atau dua sisi batu.
• Hasil penyerpihan menunjukkan adanya keragaman bentuk. Ada yang berbentuk lonjong, segi empat, segi tiga dan beberapa diantaranya ada yang berbentuk berpinggang.
Pengaruh budaya Hoabihn di Kepulauan Indonesia sebagian besar terdapat di daerah Sumatra. Hal ini lebih dikarenakan letaknya yang lebih dekat dengan tempat asal budaya ini. Situs-situs Hoabihn di Sumatra secara khusus banyak ditemukan di daerah pedalaman pantai Timur Laut Sumatra, tepatnya sekitar 130 km antara Lhokseumawe dan Medan. Sebagian besar alat batu yang ditemukan adalah alat batu kerakal yang diserpih pada satu sisi dengan bentuk lonjong atau bulat telur. Dibandingkan dengan budaya Hoabihn yang sesungguhnya, pembuatan alat batu yang ditemukan di Sumatra ini dibuat dengan teknologi lebih sederhana. Kebanyakan alat-alat batu tersebut ditemukan diantara atau terdapat dalam bukit sampah kerang.
Ditinjau dari segi perekonomiannya, pendukung budaya Hoabihn lebih menekankan pada aktivitas perburuan dan mengumpulkan makanan di daerah sekitar pantai dan daerah pedalaman.

2. Pengaruh Budaya Dongson Terhadap Perkembangan Budaya Masyarakat Awal Kepulauan Indonesia
Pengaruh kuat budaya Dongson terhadap perkembangan budaya masyarakat awal kepulauan Indonesia adalah dalam hal pembuatan barang dari logam, terutama adalah perunggu. Tradisi pembuatan barang budaya dari perunggu di Vietnam (bagian Utara) sendiri dimulai pada sekitar pertengahan milenium kedua sebelum masehi. Tradisi perunggu itu sendiri menurut para arkeolog Vietnam berasal dari budaya masyarakat Dong Dau dan Go Mun. Bersama dengan wilayah Muangthai (bagian tengah dan Timur Laut) kawasan ini memiliki bukti paling awal tentang tradisi pembuatan perunggu di Asia Tenggara.
Jenis-jenis barang perunggu yang mereka hasilkan antara lain kapak corong (corong merupakan pangkal yang berongga untuk memasukkan tangkai atau pegangannya), ujung tombak, sabit, mata panah, dan benda-benda kecil lainnya seperti pisau, kail dan aneka bentuk gelang.
Pada tahun sekitar 300 SM, mulai muncul tradisi pembuatan nekara perunggu, penguburan orang yang memiliki status sosial tinggi, dan kehadiran benda-benda besi untuk yang pertama kalinya. Tradisi-tradisi Dongson inilah yang berpengaruh besar terhadap perkembangan kebudayaan masyarakat awal kelupauan Indonesia secara umum.
Banyak sekali daerah-daerah di kepulauan Indonesia darinya ditemukan benda-benada budaya yang memiliki kesamaan corak dengan benda-benda atau barang tradisi Dongson. Contohnya adalah nekara Heger tipe I. Paling tidak ada sekitar 56 nekara atau bagian-bagian dari nekara yang tersebar di pulau Jawa, Sumatra dan Maluku Selatan. Diantara contoh nekara yang penting dari Indonesia adalah nekara “Makalamau” dari pulau Sangeang, dekat Sumbawa. Nekara “Makalamau” memiliki hiasan berupa gambar orang yang berpakaian seragam menyerupai pakaian jaman dinasti Han di Cina atau Kushan (India Utara) atau Satavahana (India Tengah). Nekara dari Kepulauan Kai berhiaskan gambar kijang dan adegan perburuan macan. Nekara dari pulau Selayar bergambar gajah dan burung merak. Nekara dari Bali mempunyai gambaran bentuk yang berbeda. Nekara dari Bali memiliki empat patung katak pada bagian bidang pukulnya, dengan pola-pola hiasan yang tidak terpadu berupa gambar prajurit dan motif perahu. Semua itu menunjukkan kesamaan dengan nekara-nekara yang ditemukan di Vietnam, di wilayah, dimana budaya Dongson berkembang.
Tentang cara pembuatan jenis nekara itu, sejarawan Bernet Kempers memberi gambaran tentang penggunaan teknik cetaknya. Awalnya lembaran lilin ditempelkan pada inti tanah liat (menerupai bentuk nekara dan berfungsi sebagai cetakan bagian dalam), lalu dihias dengan cap-cap dari tanah liat atau batu yang berhias perahu, orang dan lainna. Kemudian lembaran lilin berhias tadi ditutup dengan tanah liat yang berfungsi sebagai cetakan bagian luar setelah terlebih dulu diberi paku-paku yang berfungsi untuk menyatukan cetakan luar dan dalam. Setelah itu dibakar sehingga lilinya meleleh keluar. Rongga yang ditinggalkan oleh lilin kemudian diisi dengan cairan logam. Bernet Kempers menyebutnya sebagai teknik cetak cire perdue (lilin hilang).
Disamping dibawa sendiri oleh orang-orang Dongson, banyak barang-barang logam dari tradisi Dongson itu yang dikirim ke Indonesia sebagai barang hadiah yang diberikan pada penguasa setempat sebagai lambang martabat raja dan kekuasaannya oleh para penguasa politik dan agama di Vietnam.  Akibat terjadinya pengenalan benda dan teknologi perunggu dari Dongson (Vietnam) ke wilayah kepulauan Indonesia menyebabkan di beberapa daerah kemudian muncul pusat-pusat pembuatan logam.

C. Budaya Logam di Indonesia
1. Situs-situs Peninggalan Budaya Perunggu di Indonesia
Situs-situs peninggalan budaya perunggu di Indonesia, tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia. Di Sumatra bagian Selatan (daerah Bangkinang dan Kerinci) ditemukan benda-benda perunggu berupa aneka patung dalam ukuran kecil, cincin dan gelang-gelang. Gelang-gelang tersebut kebanyakan ditemukan dalam kubur peti batu atau sarkofagus sebagai bekal kubur. Selain di Sumatra situs-situs ditemukannya peninggalan budaya perunggu di Indonesia antara lain terdapat di:
• Jawa Timur (daerah Lumajang) berupa nekara tipe Heger I, pisau belati atau pisau pendek dengan mata pisau dari besi dan pegangan dari perunggu. 
• Jawa Tengah (daerah Gunung Kidul, dekat Wonosari) berupa kapak, pahatan, pisau bertangkai, cincin perunggu, dan manik-manik.
Sama seperti penemuan di Sumatra, semua temuan benda perunggu di Jawa ditemukan di dlam kubur peti batu atau sarkofagus dan berfungsi sebagai bekal kubur bagi yang meninggal.
• Jawa Barat, berupa kapak corong, cincin, mata tombak, kapak-kapak yang berkaitan dengan benda upacara (candrasa)
• Sulawesi Selatan (Makasar) berupa bejana perunggu berbentuk pipih.
• Bali (daerah Pacung dekat Sembiran) berupa nekara Pejeng
• NTT berupa nekara bertipe Heger I
Di Indonesia, diantara benda-benda perunggu yang paling menarik perhatian adalah nekara. Nekara adalah benda yang terbuat dari perunggu dengan bentuk seperti gendang (alat musik tabuh tradisional Jawa). Terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian atas yang yang terdiri dari bidang pukul datar, bagian tengah yang berbentuk silinder dan bagian bawah atau bagian kaki yang melebar. Sebuah nekara biasanya dihiasi dengan berbagai ornamentasi dengan pola seperti geometrik, gambar-gambar manusia dan binatang dan berbagai ornamentasi lainnya. Dan diantara jenis nekara yang ditemukan, tipe Heger dan Pejeng adalah yang paling terkenal. Terdapat juga jenis nekara yang ukurannya lebih kecil, yang disebut dengan Moko atau Mako.

2. Teknik Pembuatan Berbagai Benda Peninggalan Perunggu di Indonesia
Pada periode tradisi pengecoran logam, besi dan perunggu kemungkinan besar dikenal dalam waktu yang bersamaan. Pada periode ini manusia telah mampu membuat alat-alat penunjang kehidupan mereka dari perunggu. Daerah asal kebudayaan ini adalah di Indo-Cina. Masuk ke Indonesia pada sekitar tahun 500 SM. Di Indonesia, benda-benda hasil peninggalan zaman perunggu diantaranya adalah nekara, jenis kapak, bejana, senjata, arca dan perhiasan. Situs-situs ditemukannya peninggalan perunggu meliputi Jawa, Bali, Selayar, Luang, Roti dan Leti.
Ada dua teknik pembuatan barang-barang dari perunggu. Teknik pertama adalah yang dikenal dengan teknik setangkup atau bivalve, dan teknik kedua adalah teknik cetakan lilin (a cire perdue).
Pertama, teknik bivalve
Teknik cetakan ini menggunakan dua cetakan dengan bentuk sesuai benda yang diinginkan yang dapat ditangkupkan. Cetakan diberi lubang pada bagian atasnya dan dari lubang tersebut kemudian dituangkan cairan logam. Bila sudah dingin, cetakan baru dibuka.
Kedua, teknik cetakan lilin
Teknik cetakan lilin menggunakan bentuk bendanya yang terlebih dahulu dibuat dari lilin yang berisis tanah liat sebagai intinya. Bentuk lilin dihias menurut keperluan dengan berbagai pola hias. Bentuk lilin yang sudah lengkap kemudian dibungkus dengan tanah liat. Pada bagian atas dan bawah diberi lubang. Dari lubang bagian atas kemudian dituangkan cairan perunggu dan dari lubang di bawah
mengalir lelehan lilin. Bila cairan perunggu yang dituang sudah dingin, cetakan dipecah untuk mengambil bendanya yang sudah jadi. Cetakan seperti ini hanya dapat digunakan sekali saja.
Disamping tradisi pembuatan alat-alat perunggu manusia pada periode ini sudah mampu melebur bijih-bijih besi dalam bentuk alat-alat yang sesuai dengan keinginan dan kegunaannya. Benda-benda besi yang banyak ditemukan di Indonesia antara lain berupa mata kapak, berbagai jenis pisau dalam berbagai ukuran, mata sabit yang berbentuk melingkar, tajak, mata tombak, gelang-gelang besi dan sebagainya. Disamping perunggu dan besi, emas juga telah dimanfaatkan utamanya untuk membuat perhiasan dan benda-benda persembahan kubur.

3. Situs-situs Peninggalan Budaya Besi di Indonesia
Berbeda dengan benda perunggu, penemuan benda besi di Indonesia sangat terbatas jumlahnya. Kebanyakan benda-benda besi ini ditemukan dalam kubur batu atau kubur langsung sebagai benda bekal kubur. Diantara situs-situs ditemukannya benda-benda besi ini antara lain adalah di Wonosari (tepatnya dalam peti kubur batu di daerah Gunung Kidul, Jawa Tengah), Besuki, Tuban, Madiun dan Pacitan (semuanya ada di Jawa Timur).

Selasa, 12 November 2013


DAFTAR NILAI TUGAS TIK T.P. 2013/2014








MATA PELAJARAN : T I K




KELAS : XI IPA




NO NAMA T.1 T.2 T.3 T.4 JML NILAI RATA-RATA
1 ALI ANANTO         0 0
2 ASTA ADI WIDODO 70       70 17.5
3 DIAN BASTIAN 80 85 85 85 335 83.75
4 DIAN ZAINURROFITE 75 80 85 85 325 81.25
5 DIKY SINDU P 70 75 85   230 57.5
6 DODI ARIYANTO         0 0
7 EKA SARI SETIAWATI         0 0
8 GINANJAR SODIK 80 80     160 40
9 ERI PURWANTI 80       80 20
10 HENDRI KUSWOYO 80 85   85 250 62.5
11 IKROMAH ANISA A.S. 80 85 85 85 335 83.75
12 INDAH INDRIYANTI 80 85     165 41.25
13 KADEK SAPUTRA 75 80     155 38.75
14 KADEK ARIYADI 80 80     160 40
15 KETUT SUWASTAWE 80       80 20
16 MADE MEKAR SARI 80 85 85   250 62.5
17 MAYASARI 80 80     160 40
18 MEGAWATI 85 85 80 85 335 83.75
19 NI KOMANG MUNIATI 85 85 80   250 62.5
20 NI WAYAN WIWIN 80       80 20
21 NI LUH RATIKA DIANA S. 80 85 80 85 330 82.5
22 PUSPITA YULAIKA 85 85 80 85 335 83.75
23 RATIH SUSILOWATI         0 0
24 SUTARNO 80 85 85 85 335 83.75
25 UTAMI KURNIATI 75 85     160 40
26 WAYAN DEWI FEBRIANTI 75 85     160 40
27 YAYUK PRASTIWI 85       85 21.25
28 WAYAN WIWIN 80       80 20
29 MADE NELI 80       80 20
30 NYOMAN ARIYANTO 85 85     170 42.5
31 ANGGI PRASTIKO         0 0

             
























DAFTAR NILAI TUGAS TIK T.P. 2013/2014








MATA PELAJARAN : T I K




KELAS : XI IPS




NO NAMA T.1 T.2 T.3 T.4 JML NILAI RATA-RATA
1 NONA MONIKA 85       85 28.33333
2 NI LUH JESITA 85       85 21.25
3 ZURAIDA ULFA 85       85 21.25
4 WAYANTI MONIKATARI 85       85 21.25
5 MADE EVI 85       85 21.25
6 NI KETUT DEWI PUSPA 85 85     170 42.5
7 IDA AYU DWI 85       85 21.25
8 MUTIARA SARI 80       80 20

DAFTAR NILAI TIK SMP BANGUN CIPTA RUMBIA
TAHUN PELAJARAN 2013/2014



KELAS  : 9 A



NO NAMA NILAI
1 ADI SAPUTRA 85
2 ANISA DWI AGUSTIN 85
3 DENI PRASETIO  
4 DERA ASIH OKTAVIANA  
5 FEBY AYUNINGSIH  
6 FRANSISKA SELLY KRISTIANI 85
7 GEDE WARDANA  
8 I GEDE ARBAWA 85
9 I WAYAN ARTAWAN  
10 KOMANG DESTA ADI SAPUTRA  
11 KURNIAWAN  
12 MADE PUTRI ANI LESTARI 85
13 MUSTAR HIDAYAT  
14 NANDA  
15 NONI RAHAYU NINGRUM 85
16 PUTU ALDI SETIAWAN  
17 PUTU EVA WIDIANI 85
18 PUTU RIYANTI 85
19 RIA ANGGRAINI 85
20 RISMA DESTYAS RAHMADANI 85
21 SANDI RAHMAN PRATAMA  
22 SELFI OKTARIANI  
23 SEPTA IFANDI  
24 SRI LESTARI 85
25 SUGIMAN  
26 SUTARYO  
27 WIDIYANTO 85
28 WIDIA AGUSTINA  
29 YENI AMBARWATI 85
30 YOGI PRATAMA  
31 YUDA RAMADHANI  
32 YUDI SETIAWAN  









KELAS  : 9 B



NO NAMA NILAI
1 AAN ANWAR  
2 AHMAD SAHRONI  
3 AJI  SUWITO  
4 ANDIK CEKIAWAN  
5 ANTO SAPUTRA  
6 BAMBANG TRIATMOJO  
7 DESI ANGGRAINI 85
8 EKA LIDIAWATI  
9 FANTIKA SARI 85
10 FERONIKA DELLA SELVI ANA 85
11 FRANSISKA YESI SUSILOWATI 85
12 GEDE CANDRA ARIAWAN 85
13 I GEDE EDI SAPUTRA  
14 ISNA YULIANA 85
15 IWAN PRASETIO  
16 IDA BAGUS DWIPAYANA  
17 JOKO SUMARNO  
18 KADEK DESI  
19 LELA BUDIASIH  
20 LENI SUNDARI 85
21 LISTIAN SENA 85
22 MARTA HADI PRATAMA  
23 MUHAMMAD ROZALI  
24 MADE SETIAWAN  
25 PUTU RENO WIDIANA  
26 RIAN ADI SAPUTRA  
27 SAMSUL AFANDI  
28 SRI UTAMI  
29 SURANTI 85
30 TUTIK RATMINI 85
31 WAYAN ANDI SETIAWAN  
32 WIDIANTO  

Selasa, 05 November 2013







PERKEMBANGAN MASYARAKAT INDONESIA DIBAWAH PENJAJAHAN BANGSA BARAT  SAMPAI   PEMERINTAHAN JEPANG
Sebagai Penunjang Materi Sejarah Semester I
Untuk Kalangan Sendiri
 





Disusun Oleh : WIRYONO
SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) BANGUN CIPTA
RUMBIA KABUPATEN LAMPUNG TENGAH










A.     Kedatangan Bangsa Barat ke Indonesia
Bangsa Barat (Eropa) melakukan penjelajahan samudra untuk mencari sumber penghasil rempah-rempah.
Latar belakang kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia :
1. Adanya kemajuan di bidang iptek,
2. Mencari daerah sumber penghasil rempah-  rempah
3. Adanya keinginan untuk melanjutkan Perang Salib
4. Adanya semangat 3 G; Gold (kekayaan), glory (kejayaan) dan Gospel (keagamaan)
Pelopor penjelajahan samudra :
1.    PORTUGIS
Tokoh-tokoh penjelajahan samudra Portugis :
a.       Bartholomeus Diaz, membawa Portugis ke  Ujung Selatan Afrika
b.      Vasco Da Gama membawa Portugis sampai India
c.       Alfonso d’ Abulquerque membawa Portugis sampai  Malaka (Indonesia)
Dalam penjelajahan samudra bangsa portugis selalu membawa batu padrao.
2. SPANYOL
a. Christoper Columbus penemu benua Amerika
     b. Amerigo Vespucci yang memasukkan benua
                     Amerika dalam peta dunia
                c.Ferdinand Magelhaens membawa Spanyol
   sampai Massava
d.      Juan Sebastian Delcano membawa Spanyol sampai   Indonesia
3. Belanda
    Cornelis de Houtman membawa Belanda sampai
     Indonesia

B.     Perkembangan Kekuasaan Portugis di Indonesia
Bangsa Portugis datang ke Indonesia pertama kali pada tahun 1511 mendarat di Malaka, mengetahui bahwa Malaka bukan penghasil rempah-rempah maka pada tahun 1521  bangsa Portugis melakukan perjalanan ke Maluku. Di Maluku bangsa Portugis bertemu dengan bangsa Spanyol.
Karena ingin menguasai Maluku sebagai sumber penghasil rempah-rempah maka terjadi perselisihan antara bangsa Portugis dan Spanyol dan diselesaikan dengan penandatangan perjanjan Saragosa yang isinya ; Portugis menguasai Maluku dan Spanyol menguasai Filipina.
Tokoh-tokoh Perlawanan terhadap bangsa Portugis :
1.      Sultan Iskandar Muda dari Kerajaan Aceh
2.      Sultan Baabullah dari Maluku
3.      Dipati Unus dari Demak
4.      Syarif Hidayatullah dari Demak
C.     Perkembangan Kekuasaan VOC di Indonesia
1.      Pembentukan VOC
       Pemimpin VOC Francois Wittert  Berdiri tahun 1602

2.      Tujuan berdirinya VOC
a.       Untuk menghindari persaingan  sesama pedagang
Belanda.
b.      Untuk bersaing  dengan bangsa Eropa, maupun dengan
bangsa-bangsa Asia.
c.       Untuk mendapatkan hak monopoli perdagangan,
3.      Hak octrooi (istimewa) VOC
Untuk menguasai wilayah nusantara VOC mendapatkan hak octrooi (Istimewa) dari kerajaan Belanda, yaitu :
       a. Hak monopoli perdagangan.
       b. Hak untuk memiliki tentara.
       c. Hak untuk melakukan ekspansi ke Asia, Afrika dan
           Australia.
d.      Hak untuk melakukan peperangan, membuat
perdamaian, dan mengadakan perjanjian dengan raja-raja yang dikuasainya.
e.       Hak untuk mencetak uang
4.      Pusat Pemerintahan VOC :
Ambon pada masa pemerintahan Gub. Jenderal Pieter Both
Jayakarta pada masa pemerintahan Joen Pieter Zon Coen
5.      Kebijakan VOC di Indonesia
Kebijakan VOC adalah Monopoli perdagangan di Indonesia
Akibat kebijakan ini adalah munculnya perlawanan dari raja-raja di Nusantara, tapi perlawanan berhasil dipadamkan karena masih bersifat kedaerahan
6.      Keruntuhan/kebangkrutan  VOC
Penyebab Kebangkrutan VOC
a. Banyaknya pegawai VOC yang melakukan korupsi.
b. Biaya pengawasan daerah jajahan di Indonesia yang
     tinggi
c. VOC semakin lemah dalam keuangan karena banyak
    dikeluarkan untuk biaya perang
Dengan kebangkrutan maka Pemerintah Kolonial Belanda mengambil kekuasaan VOC di Indonesia dengan menanggung semua beban hutang VOC
D.    Perkembangan Kekuasaan Belanda di Indonesia
Setelah Indonesia diambil alih pemerintah Belanda maka muncul kebijakan-kebijakannya di Indonesia ;
1.      Kerja Rodi/kerja paksa
Untuk mengatur pemerintahan di Indonesia pemerintah Belanda mengangkat Herman Wiliam Daendels menjadi gubernur Jenderal di Indonesia.
3 Tugas Daendels di Indonesia :
a.       Mempertahan kan pulau Jawa dari serangan Inggris
- membangun benteng-bentang pertahanan
- membangun jalan raya Anyer-Panarukan sepanjang 1000 km dari ujung barat pulau Jawa sampai ujung timur pulau Jawa.
- menambah jumlah prajurit
b.      Mengatur perekonomian di Indonesia
c.       Mengatur pemerintahan di Indonesia dengan membagi wilayah pulau Jawa menjadi 9 Karesidenan.
Dalam menjalankan kebijakannya Daendels memberlakukan kerja rodi.

2.      Tanam Paksa (Culuture Stelsel)
Latar belakang kekososngan kas Belanda
Ciri utama sistem tanam paksa ini adalah keharusan bagi rakyat untuk membayar pajak dalam bentuk hasil pertanian (innatura), khususnya kopi, tebu, dan nila.
Dilaksanakan oleh Van the Bosch
Tujuan mengisi kekosongan kas Belanda
3.      Undang-Undang Agraria dan Undang-Undang Gula
Undang-Undang agraria/Agrarishe wet berbunyi bahwa semua tanah adalah milik Negara.
Tujuan dikeluarkan undang-undang tersebut adalah untuk memberikan perlindungan terhadap para petani Indonesia agar tidak kehilangan hak milik mereka atas tanah. Namun, di pihak lain, Undang-Undang Agraria ini justru  semakin memberi kesempatan yang besar bagi pihak swasta asing menanamkan modalnya di Indonesia.
Undang-Undang Gula/ Suicker wet peraturan tentang pengolahan tebu

4.      Trias Van Deventer
Politik etis, artinya politik yang diperjuangkan untuk mengadakan  desentralisasi, kesejahteraan rakyat serta efisiensi (di daerah jajahan).
Politik Etis merupakan sikap balas budi Pemerintah Hindia-Belanda terhadap rakyat Indonesia.
Politik etis mulai dilakukan pada 1901 yang
berisi tiga tindakan, yaitu
a.       edukasi (pendidikan),
b.      irigasi (pengairan), dan
c.       transmigrasi (perpindahan penduduk).
Pelaksanaan politik etis dalam bidang pendidikan telah melahirkan secercah harapan baru dengan lahirnya golongan terpelajar di masyarakat Indonesia
E.     Kebangkitan Nasional
politik etis telah membawa kesadaran bangsa akan persatuan dan kesatuan(kebangkitan Nasional).
Kebangkitan nasioanl diawali dengan munculnya pergerakan-pergerakan Nasional.
2  Faktor penyebab munculnya pergerakan Nasional  :
1. Faktor dalam negeri
     a) kemiskinan dan penderitaan bangsa Indonesia yang
         terjadi  setiap saat yang diakhiri dengan kematian;
     b) munculnya kaum cerdik pandai; dan
     c) kejayaan pada masa lampau, pada masa kerajaan-
         kerajaan.
2) Faktor dari luar negeri
       a) kemenangan Jepang atas Rusia pada 1905 telah  membuka mata bahwa orang Asia dan Afrika bukanlah bangsa yang hina
       b) terpengaruh oleh gerakan kemerdekaan (nasionalisme) di  negara-negara lain, seperti India, Filipina, Cina, dan Turki
F.      Organisasi Pergerakan Nasional
3        Masa Munculnya organisasi pergerakan Nasional
I.     Awal Pergerakan Nasional(Periode 1908-1920)
       Ciri-ciri organisasi tersebut adalah organisasi bersifat
       sosial / kemasyarakatan
Organisasi yang muncul :
a) Boedi Utomo
    Pendiri : Dr. Wahidin Sudiro Husodo dan Sutomo
   Waktu berdiri    : 20 Mei 1908
    Tempat Berdiri             : Jakarta
    Tujuan : Mengangkat harkat dan martabat bangsa
     Indonesia dengan jalan pendidikan
 b) Sarekat Dagang Islam/ SI
      Pendiri            : H. Samanhudi
      Waktu berdiri     : 1911
      Tempat berdiri   : Surakarta
      Tujuan            : Melindungi pedagang pribumi dari  
       monopoli pedagang cina
      SDI Berubah nama menjadi SI, SI terpecah menjadi SI  
       Merah yang diketuai Semaun dan Darsono dan SI
       Putih di ketuai HOS Cokroaminoto
 c) Indische Party
     Pendiri : 3 serangkai ( Ki Hajar Dewantara, Douwes
     Dekker dan Dr. Cip[to Mangun Kusumo)
     Tempat berdiri : Bandung
     Waktu Bertdiri : 25 Desember 1912
     Tujuan    : Melepaskan diri dari penjajahan Belanda
II.      Masa Radikal  (Periode 1920 - 1930)
Ciri-ciri organisasi tersebut adalah:
a) bersikap keras terhadap pemerintah kolonial
b) berasaskan nonkooperatif (tidak mau bekerja  
sama dengan pemerintah kolonial)
                   Organisasi yang muncul :
                   a) PNI
                       Pendiri                         : Ir. Soekarno
                       Waktu berdiri  : 4 Juli 1927
                        Tempat Berdiri            :  Bandung
                        Tujuan                         : Mencapai Indonesia Merdeka
                        PNI terpecah jadi 2 PNI Baru dan Partindo
                   b) PKI
                         Pendiri                        : Sneevliet
                         Waktu berdiri : 9 Mei 1914 dengan nama awal  ISDV
                         Tempat                       : Semarang
                         Tujuan            : Mendirikan negara Soviet Indonesia
                   c) PI
                           Pendiri                      : Sultan Kesayangan dan R. Noto
                                                               Susanto
                            Tempat berdiri         : Deen Haq ( Belanda)
                       Waktu berdiri  : 1908
                       Tujuan              : Mengusahakan pemerintahan sendirin    
                                                   untuk Indonesia
III.   Masa kooperasi/moderat (1930-1935)
       a)Parindra
          Merupakan Fusi/gabungan Budi Utomo dan  
           Persatuan bangsa Indonesia
           Pendiri          : Dr. Sutomo dan Wuryaningrat
           Tempat Berdiri : Surakarta
           Waktu Berdiri   : 25 Desember 1935
            Tujuan       : Mencapai Indonesia Mulia dan
                              sempurna dengan dasar nasionalisme  
                               Indonesia
b) GAPI
Pada tanggal 21 Mei 1939 di Jakarta dibentuklah suatu organisasi kerja sama antarpartai politik dan organisasi yang diberi nama Gabungan
Politik Indonesia (GAPI). Beberapa peristiwa yang mendorong dan
mempercepat terbentuknya GAPI adalah:
1) Kegagalan petisi Sutarjo.
2) Kegentingan internasional akibat timbulnya fasisme.
3) Sikap pemerintah yang kurang memperhatikan kepentingan-kepentingan bangsa Indonesia.
Partisipasi dan organisasi-organisasi yang tergabung dalam GAPI
adalah PSII, Gerindo, PII, Pasundan, Persatuan Minahasa, dan Partai
Katholik.
Adapun yang duduk dalam sekretariat GAPI yang pertama kali yaitu Abikusno
Tjokrosuyoso dari PSII (Penulis Umum), Muhammad Husni Thamrin dari Parindra(Bendahara), dan Mr. Amir Syarifuddin dari Gerindo (Pembantu Penulis)
G.    MASA PENDUDUKAN JEPANG
Jepang mendarat di Indonesia pertama kali di Tarakan, Kalimantan Timur pada tanggal 11 Januari 1942. Secara sah jepang berkuasa di Indonesia pada tanggal 8 maret 1942 berdasarkan Perjanjian Kalijati. Belanda di wakili Gubjen Ter Poorter sedangkan Jepang diwakili Letjen Imammura
Kebijakan Jepang di Indonesia :
1.      Menghapus pengaruh-pengaru barat
2.      Memobilisasi rakyat untuk perang Dai toa (perang suci)
Kebijakan memobilisasi rakyat
a.       Pengerahan tenaga kerja romusha
b.      Eksploitasi pemuda
c.       Eksploitasi sumber daya alam
3.      Menjaga keamanan daerah jajahan dengan membentuk Gyugun (PETA)



Organisasi bentukan Jepang
1.      Gerakan 3 A (Cahaya Asia, Pemimpin Asia dan Pelindung Asia) Ketua Mr. Samsudin
2.      Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA), pemimpin 4 serangkai (Ir. Soekarno, Drs. M. Hatta, Ki Hajar Dewantara dan KH Mas Mansyur)
3.      Jawa Hokokai (Kebaktian Rakyat Jawa)
4.      MIAI (Majelis Islam A’la Indonesia) Ketua KH. Mas Mansyur.
5.      Organisasi Militer seperti, Seinendan (Korps Pemuda), Keibodan (Korps kewaspadaan), Heiho (Pasukan Pembantu) dan Gyugun (PETA)
H.    PERLAWANAN TERHADAP JEPANG
1.      Perlawanan rakyat Aceh di bawah pimpinan Tengku Abdul Jalil.
2.      Perlawanan Singaparna (Tasikmalaya) dibawah pimpinan Kiayi Zaenal Mustofa.
3.      Pemberontakan PETA Blitar dibawah pimpinan Codanco Supriyadi.
I.       PEMBENTUKAN BPUPKI
Untuk menarik simpati bangsa Indonesia, Perdana Menteri Tojo memberikan janji kemerdekaan kepada Indonesia dengan dikeluarkannnya maklumat no. 6 tentang pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Kemerdekaan Indonesia/BPUPKI (Dokuritsu Junbi Cosakai)di bawah pimpinan KRT Radjiman Wedyodiningrat. BPUPKI dibubarkan diganti dengan PPKI /Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Dokuritsu Junbi Inkai) yang berjumlah 9 orang di ketuai oleh Ir. Soekarno.